Mengenal Proses Taaruf Dalam Ajaran Islam

LIPUTANTOP.COM - Islam dengan keluhuran ajarannya, syari’at yang paling lengkap dan mencakup segala aspek, baik yang bersifat keduniaan maupun keakhiratan, tidak hanya masalah mental, spiritual, bahkan mengatur segala segi kehidupan yang meliputi akhlaq mulia, serta sangat memperhatikan kemaslahatan umat manusia.

Demikian halnya dalam proses mencari jodoh, dan bila seorang Muslim ingin menjalin cinta dengan lawan jenis secara halal.

Islam telah memberikan tahapan yang syar’i dan menuntun pada konsep yang jelas tentang tata cara proses saling kenal mengenal dengan calon pasangan hidup, untuk menuju pernikahan yang di ridhai oleh Allah SWT.

Mengenal Proses Taaruf Dalam Ajaran Islam

Salah satu cara yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam urusan ini adalah dengan apa yang diistilakan dengan khitbah, dan saat ini lebih populer disebut Taaruf.

Secara harfiah taaruf berarti saling mengenal, proses ini diawali dengan mencari calon pasangan hidup yang tepat, sebelum seorang lelaki memutuskan menikahi seorang wanita, tentunya ia harus mengenal terlebih dahulu siapa wanita pujaan hati yang hendak dinikahinya, begitu pula sebaliknya wanita akan mengetahui dengan jelas siapa gerangan lelaki yang hendak menikahinya.

Proses ini diawali dengan mencari calon pasangan hidup yang tepat, dan mengenali siapa namanya, keturunannya, keluarganya, akhlaqnya, dan ketaatannya dalam melaksanakan perintah agama, serta informasi yang lain yang dibutuhkannya.

Dari Abu Hurairah r.a Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: ”Wanita itu dinikahi karena ada empat hal, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya karena kecantikannya, dan karena agamanya, Maka pilihlah wanita karena agamanya engkau akan berbahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena Aku berbangga-bangga dihadapan umat lain pada hari kiamat dengan banyaknya jumlah kalian.” (HR.Abu Dawud dan An Nasai).

Dua hadits diatas memberikan pengertian sekaligus adanya anjuran, bahwa hendaklah seseorang dalam memilih calon pasangan hidup, dan sudah semestinya memilih karena ketaatan dalam menjalankan perintah agama, dan juga nantinya bisa diharapkan melahirkan keturunan generasi yang sholeh dan sholehah.

Dalam proses taaruf ini, tentunya ada hal-hal yang diperkenankan, dan ada hal-hal yang perlu dihindari.

Bila seorang lelaki hendak menikahi wanita, maka hendklah berbicara yang ma’ruf dan diperbolehkan melihat calonnya tersebut dan mengamatinya.

Sehubungan dalam hal ini ketika sahabat ingin menikahi wanita Anshar Rasulullah SAW menasehatinya.

Dari Abu Hurairah r.a Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: ”Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang Anshar ada seseuatu yang Rasulullah maksudkan adalah mata mereka kecil.” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW Bersabda: "Lihatlah wanita tersebut, karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan diantara kalian berdua (kelak).” (HR. At Tirmidzi dan An Nasai).

Apabila Allah melemparkan di hati seorang lelaki (niat) untuk meminang seorang wanita,maka tidak apa-apa baginya melihat wanita tersebut.” (HR.Ibnu Majah).

Apabila seorang dari kalian hendak meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari wanita tersebut apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Abu Dawud).

Meskipun diperkenankan boleh melihat calon pasangan hidup, tentunya ada hal-hal juga yang wajib dihindari, seorang Muslim tidak diperkenankan mencari calon pasangan hidup secara sporadis, seperti adanya kebebasan bergaul terlebih bebas berduaan dan bersepi-sepi (berkhalawat) disuatu tempat tanpa ditemani mahram dengan wanita yang hendak di nikahinya.

Rasulullah SAW Bersabda: "Sekali-kali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan wanita, kecuali wanita tersebut bersama mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga bermanfaat, dan silahkan jika ingin berbagi, semoga menjadi tambahan amal sholeh untuk kita semua, Aamiin.

-----------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber: Menata Akhlaq Menuju Ridha dan Cinta-NYA II

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel