Benarkah Jika Meninggal Dihari Jumat Terbebas Dari Fitnah Kubur? Ini Penjelasannya

Kita perhatikan beberapa hadis berikut, Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu anhuma, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Setiap muslim yang meninggal di hari jumat atau malam jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur.(HR. Ahmad 6739, Turmudzi 1074 dan dihasankan al-Albani).

Makna: Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur dijelaskan al-Mubarokfury dalam Syarh Sunan Turmudzi,

Benarkah Jika Meninggal Dihari Jumat Terbebas Dari Fitnah Kubur? Ini Penjelasannya

Artinya, Allah jaga dia dari fitnah kubur, yaitu pertanyaan dan azab kubur. Dan hadis ini bisa dimaknai mutlak (tanpa batas) atau terbatas.

Namun makna pertama (mutlak) lebih tepat, mengingat karunia Allah yang sangat luas. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, 4/160).

Semua aktivitas kita diliputi ruang dan waktu. Dan dari dua ini, manakah yang lebih memungkinkan direncanakan?

Kita sepakat, ruang (tempat) lebih memungkinkan. Karena lebih permanen. Berbeda dengan waktu yang terus berjalan secara dinamis.

Kita tarik untuk kasus kematian.

Ada orang merencanakan, ingin mati di usia 63 tahun, dan ingin mati di jogja. Dari kedua pernyataan ini, mana yang lebih memungkinkan untuk direncanakan?

Jawabannya, yang kedua. Ketika ada orang yang bertekad ingin mati di jogja, dia bisa berusaha untuk selalu menetap di jogja apapun kondisinya.

Meskipun bisa jadi, Allah menghendakinya meninggal di kota lain. Dengan Allah ciptakan sebab yang menggiring orang ini untuk meniggal di kota lain.

Dalam alquran, Allah menegaskan bahwa manusia tidak ada yang tahu di mana dia akan meninggal.

Allah tidak berfirman, manusia tidak ada yang tahu kapan dia akan meninggal.

Allah berfirman: "Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui di belahan bumi mana dia akan meninggal." (QS. Luqman: 34).

Artinya, jika tempat saja manusia tidak tahu, apalagi waktu.

Sementara merencanakan tempat meninggal, itu lebih memungkinkan dari merencanakan waktu meninggal.

Karena itu, untuk bisa meninggal hari jumat atau malam jumat, manusia sama sekali tidak memiliki peran di atas.

Semua itu murni kehendak Allah. Allah pilih siapa diantara hamba-Nya yang berhak mendapatkan keutamaan itu. Sementara manusia hanya bisa berdoa dan berharap.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menuliskan, Az-Zain Ibnul Munayir menjelaskan: "Tidak ada seorangpun yang memiliki pilihan untuk menentukan waktu kematian. Hanya saja dia punya kesempatan untuk mengambil sebab agar bisa mendapatkannya. Seperti banyak berharap kepada Allah untuk tujuan mengambil berkah. Ketika harapannya tidak terwujud, dia mendapatkan pahala atas keyakinannya.(Fathul Bari, Syarh Shahih Bukhari, 3/253).

Sumber: inilah.com

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel