Inilah Hikmah di Balik Shalat, Bagikan Jika Anda Cinta Islam

Shalat merupakan pengakuan diri seorang hamba atas keagungan dan kebesaran Allah SWT.

Ketika bertemu dengan Sang Khalik, dalam peristiwa Mi'raj, Rasulullah SAW menerima perintah untuk menunaikan shalat lima puluh kali sehari-semalam.

Inilah Hikmah di Balik Shalat, Bagikan Jika Anda Cinta Islam

Ketika turun dan sampai di langit keenam, Nabi Musa AS menyarankan agar kewajiban shalat yang 50 kali itu dikurangi, mengingat kemampuan umat Nabi Muhammad SAW amat terbatas.

Mendengar saran itu, Nabi SAW pun kembali ke hadirat Allah SWT.

Rasulullah memohon agar kewajiban shalat bagi umatnya dikurangi.

Sang Khalik mengabulkan permohonan itu.

Kewajiban shalat wajib pun dikurangi menjadi lima waktu dalam sehari-semalam.

Rasulullah SAW kembali dari peristiwa yang Maha Dahsyat bernama Isra Mi'raj itu dengan membawa perintah shalat bagi umatnya.

Tak heran jika ibadah shalat menempati posisi yang istimewa dan paling penting sebagai kewajiban seorang Muslim.

Lalu mengapa perintah menunaikan ibadah shalat disampaikan oleh Allah SWT dengan mengundang Rasulullah SAW secara langsung ke Singgasananya yang Maha Besar?

Dr Ahsin Sakho Muhammad, rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, mengungkapkan, shalat merupakan media yang diletakkan oleh Allah SWT sebagai hubungan yang harmonis antara seorang hamba dengan Tuhannya.

''Maka di dalam shalat, ada simbol-simbol kepatuhan dari seorang yang beriman, yang tadinya hanya pengucapan dengan lisan, akhirnya harus dibuktikan dalam bentuk ritual peribadatan,'' ungkapnya.

Menurutnya, gerakan-gerakan tubuh dalam shalat penuh dengan simbol-simbol kepatuhan.

"Dengan mengangkat kedua tangan saat takbir, kata dia, itu berarti seorang hamba menghormat dengan penuh khidmat kepada Allah SWT. ''Makanya, kedua telapak tangan itu harus dihadapkan ke kiblat. Itu arti kepasrahan, arti penghormatan, arti menjunjung tinggi dengan mengucapkan Allah Akbar, tidak ada yang lebih besar lagi di dunia itu kecuali Allah SWT.''

Shalat merupakan pengakuan diri seorang hamba atas keagungan dan kebesaran Allah SWT.

Meletakkan kedua tangan di atas dada, tutur dia, merupakan tanda kepatuhan, kepasrahan yang total seorang hamba kepada Allah SWT.

Selain itu, gerakan ruku dalam shalat pun merupakan tanda kepasrahan dan kepatuhan seorang hamba kepada Sang Khalik.

''Apalagi sujud, sesuatu yang paling mulia dari diri kita diletakkan di tanah, di posisi yang paling bawah. Itu merupakan bukti ketaatan kepada Allah SWT. Sujud juga sekaligus mengingatkan diri kita bahwa kita sesungguhnya berasal dari tanah dan kita akan kembali lagi ke tanah,'' paparnya.

Shalat merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, karena harus dilaksanakan sehari semalam lima kali.

Sedangkan puasa dilaksanakan setahun sekali, zakat kalau ada rezeki, begitu juga dengan ibadah haji harus mampu terlebih dulu.

''Maka, shalatlah yang mutlak harus dilakukan oleh nsetiap muslim. Tanpa itu, maka kata Umar bin Khattab, 'Tidak ada keislaman bagi seseorang yang tidak melaksanakan shalat','' ungkapnya.

Shalat pun memiliki dampak mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar, apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, mengungkapkan, perintah shalat yang disampaikan Allah SWT secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW menunjukkan betapa penting kedudukan shalat.

Apa pasal? ''Yang pertama-tama dihitung dari seorang hamba adalah shalatnya,'' tuturnya.

Prof Dr Huzaimah T Yanggo, guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menuturkan, hasil atau hikmah yang paling utama dari peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah perintah shalat lima waktu.

''Kalau ibadah shalat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan aturan-aturannya, maka dapat mencegah perbuatan keji dan munkar,'' tutur Prof Huzaimah.

Ia mengaku pernah mengadakan penelitian di Penjara Anak di Tangerang.

Hasilnya, anak-anak yang terjebak dalam kriminalitas itu ternyata tak shalat.

Ia berharap agar para orangtua memebri teladan kepada anak-anaknya agar menunaikan ibadah shalat.

Terlebih, kata dia, shalat adalah tiang agama. ''Ibadah shalat tidak boleh disia-siakan. Karena shalat mampu mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Ibadah shalat istimewa dari yang lain-lain.''

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Ali Mustafa Ya'qub, menambahkan, ibadah shalat memang special.

Hal itu dibuktikan dengan dipanggilnya Nabi SAW secara langsung untuk menghadap Allah SWT, saat menerima perintah itu.

Kata dia, shalat menjadi barometer tentang keislaman seseorang.

''Nah, kalau sekarang ini banyak orang shalat, tapi korupsi tetap berjalan, maka perlu dipertanyakan bagaimana shalatnya? Boleh jadi, dia shalat cuma sekadar formalitas,'' tutur pimpinan Pesantren Luhur Hadis Darus Sunnah Ciputat, Tangerang Selatan.

Pakar tafsir Alquran, DR Muchlis Hanafi, menegaskan, shalat merupakan inti peribadatan (mukhkhu-l-ibadah).

''Berbeda dengan praktik-praktik ibadah lainnya, seperti zakat, puasa, haji dan lainnya, ajaran shalat dijemput dan diterima langsung oleh Rasulullah SAW berhadapan dengan Tuhannya di sebuah tempat yang sangat agung, Sidratul Muntaha.''

Lalu mengapa umat Islam harus shalat?

Menurut Muchlis, shalat adalah sarana komunikasi seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Dengan komunikasi yang baik dan lancar, kata dia, manusia akan sampai pada derajat yang tinggi.

Ia menambahkan, shalat juga merupakan kebutuhan manusia.

Menurut Muchlis, tidak seorang pun di dunia ini yang tak pernah berharap dan merasa cemas.

''Secara sadar atau tidak, dalam shalat itulah semuanya tertumpahkan. Karena itu shalat menjadi ajaran seluruh agama-agama, meski dengan cara yang berbeda-beda."

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel