Persiapan Menghadapi Kematian Tidak Hanya Menyiapkan Kain Kafan

Persiapan Menghadapi Kematian Tidak Hanya Menyiapkan Kain Kafan

Menyiapkan diri menghadapi kematian sepertinya tampak sebagai hal yang sangat ringan, akan tetapi, justru banyak orang yang sedikit yang melakukannya.

Tentunya, persiapan menghadapi kematian tidak hanya menyiapkan kain kafan dan atau tanah/tempat mayat dikubur nanti, tetapi juga bisa berwujud persiapan hati dan pikiran yang semua diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan.

Misalnya, berusaha untuk istiqamah

melakukan dzikir lisan, menghargai waktu dengan selalu berusaha memperbaiki diri dan berbuat baik kepada siapapun, bershadaqah, mencari dan mengamalkan serta mengajarkan ilmu.

MENGAPA DENGAN MENGINGAT MATI SESEORANG DIKATAKAN CERDAS?

Itu bisa jadi karena hatinya cerdas yang didalamnya tumbuh kemauan untuk mengimani hal-hal yang ghaib yang terkait dengan kematian dan kehidupan sesudah mati.

Atau, itu bisa jadi juga karena pikirannya cerdas yang didalamnya memiliki pemahaman dan pengakuan atas kelemahan atau keterbatasan akal dan indra yang dimiliki serta pemahaman tentang pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan sesudah mati.

MENGAPA DENGAN MEMILIKI SEBAIK-BAIK PERSIAPAN MENUJU KEMATIAN, SESEORANG DIKATAKAN SANGAT CERDAS?

Itu karena pemahaman dan kemauan mengingat mati tidak sekedar berhenti menjadi endapan kamauan atau pemahaman dalam diri seseorang tanpa ada tindakan nyata.

Akan tetapi, hal itu harus diwujudkan dalam bentuk tindakan persiapan nyata, yakni dengan selalu berusaha memperbaiki diri dan juga selalu berbuat baik kepada orang lain.

Dengan demikian, diskursus kematian justru menjadi titik awal yang positif bagi kita dan siswa kita semua untuk bertekad melakukan perbaikan hidup didunia, sehingga bisa meninggalkan dunia dengan akhir yang baik pula (Husnul Khatimah).

Wallahu A'lam Bisshawaab.

Sumber: Majalah alHaromain, Penulis: Mashita Achmad Syukri.

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel