Berdasarkan Al Quran dan Sunnah, Inilah Tanda Husnul Khatimah
Saturday, August 18, 2018
Edit
Khusnul khotimah atau akhir hidup yang baik adalah suatu kondisi dimana seorang mukmin diberi taufiq oleh Allah sebelum datangnya kematian untuk meninggalkan segala perbuatan yang mendatangkan murka Allah Azza wa Jalla, bersemangat melakukan ketaatan dan mengerjakan berbagai kebaikan kemudian dia menutup usianya dengan kebaikan.
Sebuah hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan Imam Ahmad yang menunjukkan tentang khusnul khotimah pada seorang hamba, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
ﺫَﺍ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻌَﺒْﺪٍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﺍﺳْﺘَﻌْﻤَﻠَﻪُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﻳَﺴْﺘَﻌْﻤِﻠُﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻳُﻮَﻓِّﻘُﻪُ ﻟِﻌَﻤَﻞٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﻮْﺗِﻪِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?” beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal .” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Mati dalam keadaan khusnul khotimah memiliki tanda-tanda. Diantara tanda-tanda itu ada yang hanya diketahui oleh orang yang akan meninggal, namun ada pula tanda-tanda itu bisa diketahui oleh semua orang.
Adapun tanda yang hanya diketahui oleh seseorang yang hendak meninggal adalah adanya ‘bisyarah’ atau kabar gembira dari Allah bahwa dia telah mendapat keridhaan Allah dan berhak mendapat kemuliaan dari-Nya sebagai bentuk keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman;
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّـﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ ﺗَﺘَﻨَﺰَّﻝُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤْﺰَﻧُﻮﺍ ﻭَﺃَﺑْﺸِﺮُﻭﺍ ﺑِﺎﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗُﻮﻋَﺪُﻭﻥَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat:30).
Syeikh Abdurrahman As-Sa’dy dalam tafsirnya mengatakan; Ini adalah tanda pada seorang mukmin saat menghadapi sakarotul maut.
Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik Radhiyallohu ‘anhu, bahwa nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
ﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺣَﺐَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺮِﻩَ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ ﻗُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛُﻠُّﻨَﺎ ﻧَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻴْﺲَ ﺫَﺍﻙَ ﻛَﺮَﺍﻫِﻴَﺔَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺣُﻀِﺮَ ﺟَﺎﺀَﻩُ ﺍﻟْﺒَﺸِﻴﺮُ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺑِﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﺻَﺎﺋِﺮٌ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻗَﺪْ ﻟَﻘِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻓَﺄَﺣَﺐَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻔَﺎﺟِﺮَ ﺃَﻭْ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮَ ﺇِﺫَﺍ ﺣُﻀِﺮَ ﺟَﺎﺀَﻩُ ﺑِﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﺻَﺎﺋِﺮٌ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻭْ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﻘَﺎﻩُ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻓَﻜَﺮِﻩَ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ
“Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang bertemu dengan Allah, maka Allah tidak senang bertemu dengannya.” Para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, kami semua tidak menyukai kematian?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukan itu yang aku maksud, namun seorang yang beriman apabila menghadapi sakaratul maut, maka seorang pemberi kabar gembira utusan Allah datang menghampirinya seraya menunjukkan tempat kembalinya, hingga tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai kecuali bertemu dengan Allah. Lalu Allah pun suka bertemu dengannya. Adapun orang yang banyak berbuat dosa, atau orang kafir, apabila telah menghadapi sakaratul maut, maka datang seseorang dengan menunjukkan tempat kembalinya yang buruk, atau apa yang akan dijumpainya berupa keburukan. Maka itu membuatnya tidak suka bertemu Allah, hingga Allah pun tidak suka bertemu dengannya.” (HR. Ahmad).
Ada beberapa khusnul khotimah yang dirinci oleh para ulama berdasar dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Diantaranya;
Halaman Selanjutnya ==>