Ajaib, Lima Hari Tertimbun, Lima Korban Gempa Ini Ditemukan Hidup

Ajaib, Lima Hari Tertimbun, Lima Korban Gempa Ini Ditemukan Hidup

Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 86 korban gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10).

Dari jumlah tersebut, lima orang dilaporkan dalam kondisi hidup, dan 81 meninggal dunia. Seluruhnya ditemukan di bawah reruntuhan bangunan komplek perumahan tersebut.

"Untuk kejadian di Petobo, sudah dievakuasi, ada lima orang yang ditemukan hidup, dan 81 orang meninggal dunia," kata Sekretaris Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rina Agustin Indriani, dalam sebuah diskusi di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Jumat (5/10).

Mengenai identitas dan kondisi kelima korban itu, Rini mengatakan, belum ada laporan lebih lanjut. Petobo merupakan salah satu kawasan yang terdampak gempa paling parah. Wilayah Petobo berada di jalur sesar Palu Koro, atau jalur terjadinya gempa.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kemungkinan ada ratusan korban jiwa yang terdampak gempa di Petobo.

Namun, BNPB belum dapat menyampaikan jumlah korban di kawasan tersebut. Hingga saat ini, proses pendataan masih terus dilakukan.

"Ada kemungkinan terkuburnya dia tertimpa bangunan-bangunan," ujar Sutopo.

Hingga Jumat pukul 13.00, BNPB mencatat 1.571 orang meninggal dunia. Selain itu, terdapat 2.549 korban luka berat sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit, baik di Palu maupun di luar Palu. Adapun korban hilang mencapai 113 orang.

Dampak gempa

Sutopo memprediksi, kerugian yang ditimbulkan akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Hal itu ditaksir dari jumlah kerugian dan kerusakan yang terjadi akibat dampak gempa dan tsunami. Jumlah tersebut, belum termasuk dengan biaya pemulihan yang besarannya juga bisa mencapai angka triliun rupiah.

"Perkiraan saya lebih dari Rp 10 triliun kerugian dan kerusakan. Pemulihannya berapa, pemulihan juga besar, triliunan," kata Sutopo.

Jumlah yang besar tersebut, kata Sutopo, harus diimbangi dengan pendanaan yang cukup dari pemerintah. Namun demikian, menurut dia, anggaran yang ada selama ini kurang mencukupi.

Dana cadangan penanggulangan bencana sebesar Rp 4 triliun pun, masih belum mampu menutup penanganan keadaan darurat berupa rehabilitasi dan rekonsiliasi pascabencana. Apalagi, setiap tahun terjadi sejumlah bencana yang membutuhkan biaya tidak sedikit untuk penanggulangannya.

"Rp 4 triliun untuk (penanggulangan gempa) Lombok saja kurang, apalagi ditambah untuk Palu, ditambah bencana-bencana lain," ujar Sutopo.

Dia menyebut, idealnya dana cadangan penanggulangan bencana sebesar Rp 15 triliun. Semakin besar dana cadangan, bakal cepat pula proses penanggulangan bencana. "Jika ada seperti itu (dana besar) maka penanganan bencana bisa menjadi lebih cepat, baik untuk darurat maupun pascadarurat," tuturnya. 

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel