Begini Cara Rasulullah SAW Membalas Lemparan Batu Kerikil Dan Caci Maki
Wednesday, November 28, 2018
Edit
Setelah kepergian paman dan istrinya, tekanan dari kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi, kemudian Rasulullah SAW pergi ke Bani Tsaqif di Thaif untuk mengobati dukanya. Beliau membawa harapan dakwah yang besar, mengingat pemuka kabilah masih sahabat dekatnya.
Namun yang diterima jauh dari harapan. Rasulullah SAW mendapatkan hujan batu kerikil dan caci maki.
Ketika Rasulullah SAW keluar dari Thaif dan meneruskan perjalanannya ke Mekkah, datanglah malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu dan penolakan mereka kepadamu. Dia telah mengutus malaikat penjaga gunung supaya engkau perintahkan kepadanya apa yang engkau kehendaki atas kaum Bani Tsaqif itu." kata malaikat Jibril.
"Ya Rasulullah, jika engkau mau supaya aku melipatkan kedua gunung yang besar ini di atas mereka, niscaya akan aku lakukan." kata malaikat penjaga gunung.
Rasulullah SAW yang mulia dan sabar menjawab: "Tidak Jibril, bahkan aku berharap mudah-mudahan Allah memberikan kepada mereka keturunan yang beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun."
Kemudian Rasulullah SAW memanjatkan do'a: "Ya Allah, tunjukkanlah (jalan yang lurus) kepada kaumku sesungguhnya mereka tidak mengerti."
Jibril dan malaikat penjaga gunung kemudian berkata: "Maha benar Allah yang telah menanamkan dirimu pengasih serta penyayang."
SubhanAllah, begitulah Rasulullah SAW membalas lemparan batu kerikil dan caci maki dengan sabar dan do'a.
Beliau sama sekali tidak menyimpan dendam atau menyetujui tawaran malaikat.
Maka pantaslah jika Allah memberikan beliau sebutan "khuluqin 'adhim" yang artinya budi pekerti yang agung.
Memang tidak mudah menghadapi cobaan yang mendera tapi akan terasa indah ketika menumbuhkan kesabaran dan memupuk rasa syukur karena menyadari itu bagian dari cara Allah memberikan kebeningan jiwa dan kemuliaan dalam kehidupan kita.
Saat kita melangkah terkadang dihadang oleh ujian yang terasa berat hingga kita menangis.
Mari kita renungkan, barangkali Allah ingin agar kita kembali merajut sajadah iman yang sempat terkoyak karena menyimpang dari nilai keikhlasan.
Semoga Allah SWT melimpahkan mutiara kesabaran dan keikhlasan dalam setiap langkah kita, Aamiin.
Sumber: Menata Akhlaq Menuju Ridha Dan Cinta-Nya II.
BACA JUGA LIPUTAN TOP LAINNYA